BAB I
PENDAHULAN
1.1 Latar
Belakang
Manusia didunia ini dihadapkan pada dua cobaan
yaitu cobaan yang mengembirakan dan cobaan yang menyusahkan. Cobaan tersebut
berupata tahapan dan rintangan yang menguji manusia dalam kehidupan apabila
mampumenyelesaikan dengan baik akan mewndapatkan pahala dan bila
mengingkarinya ketentuan yang ada akan tenggelam dalam penderitaan
di akhirat kelak.
Terkadang
manusia terbuai pada kegembiraan, padahal kegembiran juga cobaan. Manusia
seringkali tergelincir akibat keterlenaan dan berlebihan serta melampaui
batatas dan berujung pada penderitaan. Sementara ada pula yang
menghadapi cobaan yang menyusahkan namun tidak kuat menjalani cobaan. Orang
tersebut menjadi frustasi dan meluapkan emosi tanpa kontrol. Sikap seperti itu
malah semakin menambah penderitaan. Adapula ketika merasa kesabaran sudah
dibatas perjuangan berhenti melakukan perjuangan padahal keinginan yang
diharapkan selangkah lagi tercapai sehingga tetap pada pendedritaan
dan menyesal ketika harapan yang dicitakan berlalu begitusaja dihadapanya. Ada
pula yang menjalani hidup dengan sikap noverkonviden (bermain aman), tidak mau
menghadapi masalah atau lari ndari masah namun yang terjadi mendapati pada
suatu penderitaan. Ada pula yang mencoba berkelik dari masalah dan hanya
mengincar kebahagiaan dunia namun di akhirat berujung pada penderitan.
Manusia di dunia ini tidak akan pernah lepas dari yang
namanya masalah baik yang menyusahkan atau yang menggembirakan.
Masalah timbul karena adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Proses
dalam menghadapi kesenjangan seringkali dihadapkan pada lika-liku kehidupan
yang sering dianggap sebagai suatau penderitaan.
Susah
maupun senang merupakan dua agenda yang silih berganti tejadi dalam kehidupan
manusia. Habis susah ada senang dan habis senang ada susah. Manusia selalu
untuk berusaha menjadi lebih baik. Manusia perlu menjalani proses di dunia ini
untuk mencari bekal untuk akherat dengan menjalani suka duka yang ada di
dunia.
Manusia
juga dituntut untuk keimanan Terhadap Tuhannya baik duka maupun duka untuk
semakin mendekatkan diri. Manusia sepatutnya bukan mengeluh dan meratapi
penderitaan. Namun harus bangkit mengolah penderitaan menjadi sesuatu yang
bernilai lebih berharga. Dan terus belajar menelusuri kehidupan karena
ada hikmah dibalik penderitaan.
Penderitaan datang tak terduga begitupula
kebahagian datang dari celah tak terduga. Sehingga manusia dituntut untuk siap
siaga dalam menghadapi suka maupun duka di kehidupan ini. Dan sepatutnya kita
berani menghadapi dalam menyelesaikan persoalan hidup ini, tidak pilih-pilih
saat senang semangat sat susah loyo, atau saat duka tabah saat senang tidak
bersukur. Kita perlu belajar dari pengalaman dan cepat bankit saat tergelincir.
Semangat
juga bukan semangat yang melampaui batas, dan berusaha
menenenagkan hati, sabar menghadapi penderitaan hati iklas lilahita
ala mengharap ridho Allah. Karena solusi-solusi saat menghadapi penderitaan
akan mudah muncul saat hati tenang dan berfikir jernih. Berbeda dengan
tergesa-gesa menyebabkan solusi di depan mata terlihat jauh. Dan terkadang hal
penunjang terabaikan sehingga menambah masalah baru. kita juga bukan hanya
menunggu desakan solusi tapi perlu menyambut solusi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka dapat di rumuskan sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari
penderitaan?
2. Apa hubungan manusia dengan penderitaan?
3. Bagaimana cara manusia menghadapi penderitaan?
4. Apa saja sebab-sebab terjadinya penderitaan?
5. Apa pengaruh dari penderitaan yang di hadapi manusia?
2. Apa hubungan manusia dengan penderitaan?
3. Bagaimana cara manusia menghadapi penderitaan?
4. Apa saja sebab-sebab terjadinya penderitaan?
5. Apa pengaruh dari penderitaan yang di hadapi manusia?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dilakunkanya penulisan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa dapat
menjelaskan pengertian penderitaan
2. Mahasiswa dapat memahami
hubungan manusia dengan penderitaan.
3. Mahasiswa dapat menemukan solusi dalam menghadapi pender
3. Mahasiswa dapat menemukan solusi dalam menghadapi pender
4.Mahasiswa dapat
memahami penyebab terjadinya penderitaan
5. Mahasiswa dapat
memahahami pengaruh penderitaan yang di hadapi dalam kehidupan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata dasar derita. Sementara itu kata
derita merupakan serapan dari bahasa sansekerta, menyerap kata dhra yang
memiliki arti menahan atau menanggun. Jadi dapat diartikan penderitaan merupakan
menanggung sesuatu yang tidak meyenakan. Penderitaaan dapat muncul secara
lahiriah, batiniah atau lahir-batin. Penderitaan secara lahiriah dapat timbul
karena adanya intensitas komkosisi yang mengalami kekurangan atau berlebihan,
seperti akibat kekurangan pangan menjadi kelaparan, atau akibat makan terlalu
banyak menjadi kekenyangan, tidak dapat dipungkiri keduanya dapat menimbulkan
penderitaan. Adapula kondisi alam yang ekstrem, seperti ketika terik matahari
membuat kepanasan, atau saat kehujanan membuat kedinginan.
Ada pula penderitaan yang secara lahiriah seperti sakit hati
karena dihina, sedih karena kerabat meninggal, putus asa karena tidak lulus
ujian. Atau penyesalan karena tidak melakukan yang diharapkan. Sementara yang
lahir-batin dapat muncul dikarenakan penderitaan pada sisi yang satu berdampak
pada sisi yang lain atau dengan kata lain penderitaan lahiriah memicu
penderitaan batiniah atau sebaliknya. Misal akibat kehujanan badan menjadi
kedinginan namun tidak ada tempat berteduh akibatnya mendongkol, risau atau
menangis. Ada pula karena putus asa tidak lulus ujian menjadi tidak mau makan
dan menimbulkan perut sakit.
Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, dari yang terberat
hingga ringgan. Persepsi pada setiap orang juga berpengaruh menentukan
intensitas penderitaan. Suatu kejadian dianggap penderitaan oleh seseorang
belum tentu dianggap penderitaan bagi orang lain. Dalam artian suatu
permasalahan sederhana yang dibesar-besarkan akan menjadi penderitaan mendalam
apabila disikapi secara reaksioner oleh individu. Ada pula masalah yang sangat
urgen disepelekan juga dapat berakibat fatal dan menimbulkan kekacauan kemudian
terjadi penderitaan.
Manusia tidak dapat mengatakan setiap situasi masalahnya sama,
penderitaanya sama solusinyapun sama. Penderitaan bersifat universal dapat
datang kepada siapapun tidak peduli kaya maupun miskin, tua maupun muda.
Penderitaan dapat muncul kapanpun dan dimanapun. Semisal saat seminar di siang
hari, suasana pengap, ada kipas anginpun masih kipas-kipas membayangkan ruang
ber AC, dan pulang tidur merentangkan badan di kasur empuk. Atau makan buah
segar dan minum air dingin. Namun pasien rumah sakit di ruang VIP, tidur di
kasur empuk ruang ber-AC, banyak buah segar dan air segar di kulkas, merasa
tidak betah dan ingin cepat pulang. Ada lagi orang yang tidak mempunyai uang
merasa menderita tidak dapat wisata saat liburan, namun ada pula orang yang
berpergian membawa uang banyak tanpa bekal hendak liburan ternyata mobil mogok
di daerah yang jauh dari permukiman, dan saat makan siang tiba, rasa lapar
mulai muncur, ternyata uang tidak dapat menolong dari penderitaan karena tidak
ada barang yang bisa di beli, terlebih muncul rasa gengsi atau keegoisan
penumpang lain menambah penderitaan.
Penderitaan merupakan realita kehidupan manusia di dunia yang
tidak dapat dielakan. Orang yang bahagia juga harus siap menghadapi tantangan
hidup bila tidak yang muncul penderitaan. Dan orang yang menghadapi cobaan yang
bertubi-tubi harus berpengharapan baik akan mendapatkan kebahagian. Karena
penderitaan dapat menjadi energi untuk bangkit berjuang mendapatkan kebahagian
yang lalu maupun yang akan datang.
Akibat penderitaan yang bermacam-macam manusia dapat mengambil
hikmah dari suatu penderitaan yang dialami namun adapula akibat penderitaan
menyebabkan kegelapan dalam kehidupan.
Sehingga penderitaan merupakan hal yang bermanfaat apabila
manusia dapat mengambil hikmah dari penderitaan yang dialami. Adapun orang yang
berlarut-larut dalam penderitaan adalah orang yang rugi karena tidak melapaskan
diri dari penderitaan dan tidak mengambil hikmak dan pelajaran yang didapat
dari penderitaan yang dialami.
Penderitaan juga dapat "menular" dari seseorang kepada
orang lain. Misal empati dari sanak-saudara untuk membantu melepaskan
penderitaan. Atau sekedar simpati dari orang lain untuk mengambil pelajaran dan
perenungan.
Contoh gamblam penderitaan manusia yang dapat diambil hikmahnya
diantaranya tokoh filsafat ekistensialisme Kierkegaard (1813-1855) seorang
filsafat asal Denmark yang sebelum menjadi filsafat besar, sejak masa kecil
banyak mengalami penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli
karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan
badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota
keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini
menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan
peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian,
sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan
membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan
mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba
mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya
dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf
eksistensial yang besar.
Penderitaan Nietzsche (1844-1900), seorang filsuf Prusia,
dimulai sejak kecil, yaitu sering sakit, lemah, serta kematian ayahnya ketika
ia masih kecil. Keadaan ini menyebabkan ia suka menyendiri, membaca dan
merenung diantara kesunyian sehingga ia menjadi filsuf besar.
Lain lagi dengan filsuf
Rusia yang bernama Berdijev (1874-1948). Sebelum dia menjadi filsuf, ibunya
sakit-sakitan. Ia menjadi filsuf juga akibat menyaksikan masyarakatnya yang
sangat menderita dan mengalami ketidakadilan.
Sama halnya dengan filsuf Sartre (1905-1980) yang lahir di
Paris, Perancis. Sejak kecil fisiknya lemah, sensitif, sehingga dia menjadi
cemoohan teman-teman sekolahnya. Penderitaanlah yang menyebabkan ia belajar
keras sehingga menjadi filsuf yang besar. Masih banyak contoh lainnya yang
menunjukkan bahwa penderitaan tidak selamanya berpengaruh negatif dan
merugikan, tetapi dapat merupakan energi pendorong untuk menciptakan
manusia-manusia besar.
Contoh lain ialah penderitaan yang menimpa pemimpin besar umat
Islam, yang terjadi pada diri Nabi Muhammad. Ayahnya wafat sejak Muhammad dua
bulan di dalam kandungan ibunya. Kemudian, pada usia 6 tahun, ibunya wafat.
Dari peristiwa ini dapat dibayangkan penderitaan yang menimpa Muhammad,
sekaligus menjadi saksi sejarah sebelum ia menjadi pemimpin yang paling
berhasil memimpin umatnya (versi Michael Hart dalam Seratus Tokoh Besar Dunia).
Dalam riwayat hidup Bhuda Gautama yang dipahatkan dalam bentuk
relief Candi Borobudur, terlihat adanya penderitbn. Tergambar seorang pangeran
(Sidharta) yang meninggalkan istana yang bergelimangan hata, memilih ke hutan
untuk menjadi biksu dan makan dengan cara megembara di hutan yang penuh
penderitaan.
Riwayat tokoh tokoh besar di Indonesia pun dengan penderitaan.
Buya Hamka mengalami penderitaany hebat pada masa kecil, hingga ia hanya
mengecap sekolah kelas II. Namun ia mampu menjadi orang besar pada zamanya,
berkat perjuangan hidup melawan penderitaan. Contoh lain adalah Bung Hata yang
beberapa kali mengalami pembuangan namun pada akhirnya ia dapat menjadi
pemimpin bangsanya.
Ketika membaca kisah
tokoh-tokoh besar tersebut, kita dihadapkan pada jiwa besar, berani karena
benar, rasa tangung-jawab, dan sebagainya. Dan tidak ditemui jiwa munafik
plin-plan, dengki, iri dan sebagainya.
Di bawah ini adalah beberapa contoh penderitaan yang mungkin
sering kita lihat di lingkungan kita:
1. Pemutusan hak kerja : Bagi orang yang
sudah berkeluarga mungkin penderitaan ini yang paling di takutkan apalagi bagi
seorang ayah yang mempunyai kewajiban menafkahi keluarganya,hal ini akan
berdampak buruk tidak hanya bagi sang ayah namun juga bagi keluarganya
2. Kehilangan orang tua : Hubungan kita dengan
orang tua merupakan suatu hubungan yang unik. Oleh sebab itu pasangan
diharapkan bisa memahami makna kehilangan ini. Misalnya dengan berusaha
menggantikan posisinya demi mendukung pasangan. Antara lain dengan cara selalu
berada di dekatnya, menjadi pendengar yang baik, dan selalu siap membantunya.
3. Kemiskinan : Dalam hal ini mungkin semua
orang menderita mengalami kemiskinan.namun miskin disini bukan miskin melarat
melainkan hidup pas-pasan.bagi sebagaian orang hidup seperti itu tidak enak
namun bagi orang lain mungkin hidup seperti itu lebih baik dari pada berlimpah
harta namun anggota keluarga tidak bahagia,semua di atur oleh uang,sibuk dengan
tugas masing”,tidak ada komunikasi.hal itu di buktikan dengan adanya kata-kata
” makan ga makan yang penting kumpul”.
4. Bencana : Tidak ada yang
dapat menghindari sebuah bencana yang diberikan oleh Allah SWT. Bencana yang
datang dapat menghilangkan sebagian ataupun seluruh harta benda yang ada,
bahkan dapat mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma yang diakibatkan
oleh bencana juga sulit untuk dipulihkan. Hal ini membutuhkan banyak waktu
untuk seseorang kembali bangkit dan hidup normal dengan membangun kehidupannya
seperti sedia kala.
2.2 Penderitaan dan
Sebabnya
Sebab-sebab Timbulnya
Penderitaan
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk
manusia.
2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan
/ azab Tuhan.
2.3 Pengaruh
Penderitaan
Pengaruh yang Akan
Terjadi pada Seseorang Jika Mengalami Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh
pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa
sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena
tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan
dalam peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi
sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dari sikap negative ini dapat timbul sikap
anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup,
bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri
dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap
positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap
keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa;
anti ibu tiri, ia berjuang melawan sikap ibu tiri; anti kekerasan, ia berjuang
menentang kekerasan, dll.
2.4 Studi Kasus
Penderitaan, media masa dan seniman adalah 3 hal yang tidak bisa
dipisahkan. Penderitaan hampir merata di permukaan bumi ini, banyak kasus –
kasus penderitaan seperti kelaparan, kemiskinan, dll. Semua informasi itu bisa
kita peroleh dengan sangat mudah seiring kemajuan zaman dan pengaruh
globalisasi melalui media masa, baik itu media cetak maupun media elektronik.
Media cetak seperti Koran, majalah, dan lain lain selalu
menyajikan informasi – informasi terbaru setiap harinya. Media elektronik pun
demikian, seiring berkembangnya teknologi yang memudahkan kita untuk menggali
informasi sebanyak – banyaknya bukan hanya melalui siaran radio dan televisi
tapi kini kita bisa mengakses informasi melalui internet, dll. Kehadiran
smartphone dan gadget – gadget canggih lainnya yang berbasis sitem operasi
android dan ios pun turut menunjang kinerja media elektronik untuk menyampaikan
informasi terbaru.
Seniman, mereka lah yang dapat menggambarkan suasana hati dalam
bentuk apapun, baik itu dalam visual maupun audio. Visual seperti lukisan,
wayang, dll. Sedangkan dalam audio mereka dapat menuangkannya kedalam lirik
lagu, puisi, dan lain lain. Tapi terkadang hasil karya mereka dapat menimbulkan
suatu kontroversi bahkan propaganda karena hasil karyanya tidak bisa diterima
oleh masyarakat yang menilainya karena adanya perbedaan pendapat dll.
Kelaparan adalah salah satu penderitaan global yang hampir ada
di setiap sudut – sudut Negara. Bukan hanya di Negara – Negara yang tertinggal
atau di dataran Afrika, tapi di Negara – Negara besar dan super power pun masih
dapat kita temukan orang orang yang kelaparan, baik itu gelandangan, pengemis,
dll.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa benua Afrika adalah benua yang
memiliki tingkat kelaparan paling besar di dunia. Penderita gizi buruk dan
busung lapar sudah menjadi pemandangan yang tidak asing disana. Tidak ada
makanan dan tidak ada air, yang ada hanyalah tanah yang tandus dan gersang.
Tanah pun mereka makan untuk mengganjal perut mereka tanpa memperdulikan
higientias seperti orang – orang pada umumnya. Tubuh mulai kurus dan perut kian
membuncit, itulah mereka yang hidup dalam penderitaan akibat kelaparan yang hingga
kini tidak ada solusinya. Hanya segelintir orang yang berhati mulia yang mau
menolong mereka dengan cara menjadi sukarelawan atau hanya sekedar menyumbang
uang kepada penyalur, dsb.
Mari kita tengok Negara kita tercinta ini, disebelah timur
Indonesia hampir mengalami nasib yang sama dengan saudara – saudara kita di
Afrika. Padahal Negara kita dikenal sebagai Negara yang sangat kaya, seperti
yang dituliskan dalam suatu lirik lagu “ orang bilang tanah kita tanah surga,
tongkat kayu dan batu jadi tanaman “. Tapi nyatanya tidak semua daerah bisa
mengolah sumber daya alamnya dengan baik, bahkan kini pihak asinglah yang
mengelola sumber daya alam kita.
Suatu kesalahan besar bangsa ini mempersilahkan orang asing
mengolah sumber daya kita karena ketidak mampuan kita untuk mengolahnya, lalu
mereka membawa hasil bumi kita ke negaranya dengan harga yang murah dan dijual
dengan harga yang setinggi – tingginya, sedangkan kita bisa lihat apa yang kita
dapatkan dari hasil kerjasama ini ? tidak ada. Yang ada hanyalah sumber daya
alam yang terus menipis dan kita menjual hasil bumi kita sendiri dengan harga
yang mahal di negeri sendiri, bukankah itu bodoh ? yang kita butuhkan hanyalah
seorang pemimpin yang dapat mengambil langkah tegas untuk mengubah Indonesia
menjadi bangsa yang mandiri dan tidak bergantung kepada bangsa lain yang
sebenarnya menipu kita.
Selanjutnya adalah media masa, mereka yang paling berjasa dalam
memberikan informasi kepada semua orang. Tiap detik di hidup kita pasti ada
banyak peristiwa yang terjadi di sekeliling kita, dan media masa akan berusaha
menginformasikan peristiwa tersebut kepada kita.
Mulai dari radio, televisi, hingga internet, mereka siap
memberikan informasi – informasi terbaru khususnya internet yang kini sudah
tidak diragukan lagi kehadirannya. Hanya dengan mengakses salah satu situs
mesin pencari dan memasukan kata kunci yang akan kita cari, maka dengan
mudahnya kita mendapatkan informasi yang kita cari berkat adanya internet.
Dampak penggunaan internet sendiri pun beragam, ada yang positif
ada juga yang negatif. Semua itu tergantung kepada para pengguna, bagaimana
kita menyikapinya. Dampak positifnya adalah kita dapat memperoleh informasi
lebih mudah dan cepat daripada harus mencari sumber dari buku ataupun
narasumber yang akan diwawancara. Namun ada juga dampak negatifnya, dikarenakan
bebasnya akses dan kurangnya keamanan, maka internet pun sering kali disalah
gunakan. Misalanya untuk mengakses situs – situs pornografi, bahkan anak kecil
pun kini sudah bisa mengakses situs – situs tersebut karena kurangnya keamanan
dan kurangnya perhatian dari orang tuanya.
Seniman, kini orang hanya tahu kalau seniman itu hanya sekedar
penyanyi yang tampil di tv. Itu bukan seniman sesungguhnya. Pelukis, dalang,
penyair, mereka adalah seniman yang mampu menuangkan apa yg ada disekelilingnya
menjadi sebuah karya seni, entah itu lukisan, sajak atau puisi, cerita wayang,
lirik lagu, dll.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam materi ini kita dapet mengetahui tentang apa itu
penderitaan, Kehidupan manusia tidak akan datar pasti bergelombang maksudnya
pasti ada yang menyenagkan dan menyusahkan. Pederitaan juga memiliki hubungan
yang sangat erat dengan manusia, rasa sakit, siksaan menuntut manusia auntuk
bankit nenjadi lebih baik namun ada yang tidak kuat sehingga terjadi kekalutan
Mental. Apa bila manusia tidak mampu melewati sesuai denan khaidah agama
manusia akan mendapat penderitaan di akhirat berupa pemyiksaan di dalam neraka.
Dalam menghadapi penderitaan setiap orang pasti melakukan hal
yang berbeda untuk menahan atau menyikapinya, ada yang menyikapinya dengan
tindakan positif dan negatif, misalkan yang positif ia akan lebih berusaha agar
tidak mendapatkan penderitaan yang ia sudah alami bahkan bisa menjadikannya
sebagai sebuah peluang dalam melakukang sebuah inovasi baru, sedangkan yang
negatif ia akan trauma dan membuat kondisi ia menjadi labil karena terlalu
berlebihan mengikapi penderitaannya dan bahkan sampai ingin bunuh diri. Untuk
itu kesehatan rohani setiap orang harus dijaga agar terhindar dari kekalutan
mental yang bisa merusak psikis kita.
3.2 Saran
Diharapkan kalangan mahasiswa dan pembaca dapat melakukan
penelitian lebih lanjut pada sub bab. Mengingat luasnya pembahasan dalam
makalah ini. Sehingga dapat memahami lebih dalam.
DAFTAR PUSTAKA
http://exalute.wordpress.com/2009/03/29/manusia-dan-penderitaan/
http://arbip.blogspot.com/2010/04/manusia-dan-penderitaan
http://arbip.blogspot.com/2010/04/manusia-dan-penderitaan
htmlhttp://arbip.blogspot.com/2010/04/manusia-dan-penderitaan.html
http://www.ujank.web.id/Coretan-Tugas/manusia-dan-penderitaan.html
http://ochaayu.blogspot.com/2010/04/pengertian-penderitaan.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/tugas-ibd-manusia-dan-penderitaan-minggu3/
http://www.ujank.web.id/Coretan-Tugas/manusia-dan-penderitaan.html
http://ochaayu.blogspot.com/2010/04/pengertian-penderitaan.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/tugas-ibd-manusia-dan-penderitaan-minggu3/
Post a Comment