Manusia Dan Kegelisahan

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang Masalah
Selama hidupnya manusia pasti pernah mengalamikegelisahaan baik intensitasnya sering atau pu jarang, apalagi di era globalisasi seperti saat ini membutuhkan tingkat kompetitifitas yang tinggi untuk hidup di dalamnya. Kegelisahan sudah menjadi hal yang lumrah dialami oleh setiap individu manusia. untuk itu beruntung sekali kami mendapatkan bagian materi ini dengan harapan dapat membantu teman-teman untuk memahami artikegelisahan (kegalauan), hal yang menyebabkan kegelisahan dan cara-cara mengatasi kegelisahaan.

1.2  Tujuan Masalah
Agar  kita bisa mengambil hikmah dari materi ini bahwa semua kepuasan tidak dapat terpuaskan . tetapi juga ada yang membutuhkan kesabaran untuk menundanya, dan bahkan bila perlu motif itu ditinggalkan agar tidak menimbulkan kegelisahan.Selain itu juga untuk memberikan wawasan terhadap manusia dan kegelisah bagaimana: memahami pengertian kegelisahan dan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang gelisah  dan cara mengatasi kegelisahan. Sehingga kita bisa menjadi manusia yang lebih baik.

1.3  Rumusan Masalah
Secara garis besar makalah ini akan membahas mengenai manusia dan kegelisahan. Dengan adanya pembahasan ini kami akan memaparkan tentang manusia dan kegelisahan. Serta faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan kegelisahan.





BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kegelisahan dan sumber-sumbernya
Pada prinsipnya manusia merupakan mahluk hidup yang diarahkan oleh motipasi dan cita-citanya. Hampir semua tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai usaha untuk memuaskan hasrat biologis mereka. Tetapi tujuan itu sering sulit atau bahkan kemungkinan kecil untuk di capai. Kegelisahan disini diartikansuatu kondisi dimana orang menghadapi halangan atua rintangan dalam mengatasi rintangan tersebut. Pada hakekatnya kegelisahan menunjuk pada motivasi yang terhalang dan dalam keadaan tak terpuaskan.
             Banyak orang berpikir bahwa kegelisahan merupakan keadaan yang tak “diinginkan”. Tetapi para ahli jiwa berpikir bahwa kegelisahan merupakan kondisi hidup  manusi,atau sebagai “kawan akrab” yang memberi stimulus kepad tingkah laku manusia. Kegelisahan yang tak terhindarkan disebabkan olehkompleksitas manusia, lingkungan dimana ia tinggal, dan keterbatasan fisik dan jiwanya.

2.1.1 Kegelisahan dan kompleksitas manusia
         Motif-motif perbuat yang mendorong dan mengarahkan tingkah laku tidak timbul dan dapat mencapi pemuasan dengan cara yang tidak sederhana. Sebaliknya motif-motuf itu terjadi dalam keadaan ruwet, bahkan kadana-kadang penuh kekacauan. Motif yang berbeda-beda bersaing satu sama yang lain, dan pemuasan terhadap motif pertama akan disusul dengan datangnya motif yang lain.

2.1.2  Kegelisahan dan kondosi lingkungan
     Pemuasan yang menyuluruh pada suatu motif juga hampir tidak mungkin sebab motif tujuan itu hanya bisa dicapai menyuluruh jika sesuai dengan apa yang tersedia dilingkuan kita. Pada lingkungan tertentu makanan mungkin tak tersedia untuk memuaskan rasa lapar, karena orang itu tak mampuh  memperhatikannya mengaguminya yang dapat digunakan untuk memuaskan keinginannya akan status, keakraban, cinta dan sebagai nya.
hal semacam di atas terlihat baik dalam studi naturalistik, maupun eksperimenta. Pada sebuah studi yang dilakukan pada saat perang dunia 2. (keys. et al., 1950 ) sekelompok group selama 6 bulan. Disini mereka diberi makanan yang tidak mencukupi kebutuhan kalorinya dan bahkan dibuat setengah kelaparan, sehingga akibat dari kondisi keleparan dalam jangka yang panjang dapat teramati. Setelah percobaan berlangsung lama ternyata motif mereka hanya dipenuhi motif makanan. Misalnya pen bicaraan dan mimpi-mimpi mereka hanya berisi topik makanan, dan bahka hobby dan bacaan mereka hanya berkisar soal makanan. Motif-motif lain menjadi berkurang seperti sex, humor, kesetiakawanan sosial, dan sementara itu rasa mudah tersinggung, kecurigaan dan keharmonisan antara kawan meningkat .

2.1.3 kegelisahan dan ketidak mampuan penyesuaian bertindak

          Alasan ketiga terjadinya kegelisahan yang tak terlelakkan ialah kenyataan bahwa pencapaiantujuantergantung pada keefektifan dalam penyasuaian; hasil hanya dapat dicapi jika seseorang mempunyai kebiasaan yang sesuai untuk memanipulasi lingkungan. Jika tidak damikian akan serupa dengan seseorang ingin menjadi dokter tetapi tidak lulus SMA PASPAL, inin menjadi seirang maradona tetapi kaki nya bengkok. Beruntunglah binatang seperti burung dan lebah, misalnya mereka mempunyai alat yang terbangun dalam sistem
mempunyai insting membuat sarang, pada manusia sangat sedikit sekali yang lahir dengan insting untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Manusia hanya berhasil jika ia mempergunakan reorganisasi pengalamannya dalam menyasuaikan dirinys dangan lingkungan. Faktor inteligensi, fisik, dan pengalaman kebiasaan bertindak sehingga manusia tidak dapaat mencapai tujuannya. Karena manusia tidak sempurna dalam ketiga hal itu, maka semua orang dapat mencapai semua motifnya denhan penuh karena kekurangan mereka masing-masing kegelisahan manusia berasal dari tiga sumber ketidak mampuan mengatasi rintangan kerena alasan fisik, ketidak mampuan mengatasi pembatasan yang dilakukan oleh orang lain, dan ketidak mampuan memuaskan motif- motif yang bertentangan.

2.1.4 Keadaan Fisik

 Ketiga sumber  itu cukup lama, kegelisahan sudah merupakaan kawan intim dari manusia sejak lahir. Walau gizi sebaik apapun yang diberikan kepadanya, ia tetap mengalami penundaanpemuasan dirinya, dan ia harus mengetahui keinginan tidak selalu dipuaskan atau didapat dengan sengsra. Seseorang yang pernah mendengar bayi menagis meminta air susu ataupun karena kesakitn akan tau bahwa kegelisahan, kekhawatiran memegang peran dalam kehidupan bayi.pengalaman yang didapat bayi dalam menghadapi kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan ini akan berpengaruh pada masa selanjutnya, baik pada lepel sadar maupun tidak sadar.
Pada masa dewasa ketidakmampuan fisik bukan merupakan sumber kegelisahan yang pokok, kecuali pada masa epidemi, banjir gempabumi dan bencana lainnya. Dengan adanya kemajuan di bidang kedokteran, meteorologi dan geofisika, kegelisahan yang ditimbulkan sumber ini dapat semakin dikurangi. Kegelisahan dan kekhawatiran yang di timbulkan oleh sebab-sebab fisik tentu saja harus menghinggapi mereka yang mempunyai cacat fisik seperti kebutaan, kelimpuhan, ketulian, dan sebagai nya. Pada masa tua, keterbatasan fisik menjadi penyabab utama dari kegelisaahan manusia lagi. Kekuatan, pancaindera, potensi dan kapasitas intelektuan mulai turun pada tahap-tahap tertentu, dan sekalilagi orang-otrang usia lanjut harus menyesuaikan diri kembli dangan ketidak berdayaannya. Kegelisahan akan semakin menjadi-jadi jika orang usia lanjut masih menginginkan sesuatu atau motif-motif seperti pada waktu mereka berusia lebih muda. Tragedi yang selalu dapat ditemui pada orang tua, ialah bahwa bukan karena mereka menjadi tua, sebab ini adalah proses alami yang tak dapat dihindari, tetapi karena mereka tidak siap merubah peran, sikap dan mituf-motif pada saat usia semakin tua.

2.1.5 Lingkungan Sosial
Sementara manusia dapat mengurangi sumber kegelisahan yang pertama, ia tidak dapat melakukan itu pada sebab yang kedua ini. Sumber kegelisahan manusia ikut berubah sebagai mana pembangunan  teknologi dan ilmu manusia itu sendiri. Manusia satu dengan lainnya, sehingga jika orang satu dengan lainnya tidak dapat saling memberi seperti yang diharapkan maka hal ini menjadi sumber kegelisahan. Manusia akan membutuh kan orang lain dalam hal  sebagainya. Motif-motif sosial akan selalu berubah padahal ketercapainya tergantung pada orang lain yang kadang-kadang menghalangidengan berbagai hal dan motif. Hal ini akan berlangsung seumur hidup manusia sehingga akan merupakan penyabab utama dari  -kegelisahan manusia.
2.1.6 Motif yang Bertentangan
Sunber kegeliasahan yang paling rumit ialah pertentangan antara dua motif atau lebih.hakikat harus mengorbankan motif lainnya yang ia miliki. Kegelisahan ini merupakan kegelisahan yang sudah “built in”karena individu itu kecenderungan bertindaknya saling bertentangan sendiri.
       Kadang-kadang ini muncul karena keterbatasan jumlah keinginan yang dapat di capai pada suatu saat., sebab motif-motif dapat muncul secara bersamaan dan membutuhkan cara-cara yang berbeda untuk mencapainya. Sebagai contoh kita tak dapat menelpon dua orang pada saat yang bersamaan, atau juga seorang pemuda tidak dapat membawa dua orang gadis cantik yang dipacarinya menonton kebioskop. Konflik yang lebih rumit lagi terjadi jika  pencapaian suatu motif harus mengorbankan motif yang lainnya. Seorang pemuda yang mempunyai minat yang sangat besar terhadap ilmu kedokteran dan musik sekaligus akan mengalami konflik yang akan menjadi sebab kegeliahannya. Jika ia ingin menjadi dokter yang baik ia harus meninggalkan cita-citanya sebagai musikus yang profesional, dan demikian juga sebaliknya. Kegelisahan ini akan berlangsung lama dan bukan hanya 
        Konflik yanglebih sulit lagi ialah jika pemuasan terhadap salah satu motif malah menguatkan motif yang bertentangan. Kita akan melihat contoh sebagai berikut. Seorang gadis yang mempunyai motivasi kuat untuk menjadi seorang yang sangat bermoral tetapi ia terlibat percintaan dengan pemuda yang kelihatan nya kurang bertanggungjawab. Untuk waktu yang lama ia berusaha keras untuk tidak berhubungan lebih intim lagi dengan pemuda itu karena motivasi moralnya yang kuat, tetapi dgn demikian ia mengorbankan keinginannya untuk berhubungan lebih erat dengan lawan jenisnya. Jika ia ingin memuaskan keinginannya yang terakhir ini ia akan mengorbankan cita-citanya yang telah ia dapatkan dengan susah payah. Pertentangan motif seperti ini akan menimbulkan kegelisahan dalam jangka waktu yang lama.
        Konflik keinginan yang menimbulkan kegelisahan hidup manusia adalah hal yang tak terhindarkan, sebab manusia merupakan bentuk organisme yang di anugrahkan dengan keinginan yang multu komplk. Dalam abad moderen macam ini selalu muncul keinginan –keinginan yang kontradikoris. Keinginan sebagai mahkluk bermoral tetapi juga inginhak-hal yang bersifat keduniaan wian sering terjadi. Dalam dunia perguruan tinggi, mahasiswa ingin memperoleh nilai tinggi yang mengakibatkannya harus belajar keras dan godaan utk berlaku santai  maupun kegiatan bermasyarakat yang ingin diterjuninya membawa konflik dan sekaligus kegelisahan.
A.    Approach-approach conflic
B.     Avoidance-avoidance conflic
C.     Approach avoidance conflic

2.2  Makna kegelisahan

Kegelisahan berasal dari kata gelisah. Gelisah artinya rasa tdk tentram di hati atau merasa selalu khawatir, tdk dapat tenang (tidurnya), tdk sabar lagi (menanti), cemas dan sebagainya. Kegelisahan artinyaperasaan gelisah, khawatir cemas atau takut dan jijik. Rasa gelisah ini sesuay denga suatu pendapat yang menyatakan bahwa manusia yang gelisah itu dihantui rasa khawatir atau takut. tdk laindari semua itu adalah reaksi natural psikologis dan psiologis akibat ketegangan sarap dan kondisi-kondisi kritis atau tdk meyenangkan, pada masing-masing orang terdapat reaksi yang berbedadengan yang lain,tergantung faktor-faktornya dan itu wajar. Sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut pada kehilangan hakekatnya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dalamalasan mendasar mengsps msnusia gelisah karena manusia memiliki hati dan perasaan.
Manusia suatu saat dalam hiduonya akan mengalami kegelisahan. Kegelisahan ini, apabila cukuplama hingga pada manusia, akan menyababkan gangguanpenyakit. Kegelisahan yang cukuplama akan menghilangkan kemampuan untuk merasa bahagia.
2.2.1        Macam-macam Defenisi Kegelisahan

a)      Kegelisahan secara umum dalam buku IBD karya Drs. Joko tri prasetyo diartikan sebagai suatu kondisi dimana orang-orang menghadapi halangan atau rintangan dalam mengatasi rintangan tersebut. Pada hakekatnya kegelisahan menunjukan pada motivasi yang terhalang dan dalam keadaan yang tak terpuaskan.
b)      Menurut para ahli jiwa, kegelisahan merupakan kondisi hidup manusia, atau sebagai “kawan akrab” yang memberi stumulus kepada tingkah laku manusia. Kegelisahan yang tak terhindarkan disebabkan olehkompleksitas manusia, lingkungan dimana ia tingal, dan keterbatasan fisik dan jiwanya.

2.2.2        Kegelisahan Berdasarkan Sifatnya

a)      Bersifat murni:yaitu merasa gelisah tanpa mengatahui kegelisahannya, seolah-olah tapa sebab.
b)      Bersipat terapan :yaitu terjadi dalam peristiwa kehidupan sehari hari, seperti kegelisahan orangtua karena anaknya belum pulang sampai malam.

2.3  Makna Kecemasan ( Anxiety )

Kecemasan berhubungan dengan suatu yang dirasa mengancam. Berbeda dengan rasa takut yang jelas objeknya, kecemasan terkadang tidak jelas objeknya mengapa seseorngan menjadi cemas, bahkan, jika seseorang sering cemas terhadasp sesuatu bisa mengembangkan kepribadian cemas.
Menurut Nevid (2005), kecemasan dapat  menjadi reaksi emosiaonal yang normal dibeberapa situasi lain.
Menurut Sumadinata (2004), mengatakan bahwa seseorang yang merasa khawatir  karena menghadapi situasi yang tidak bisa mengharapkan sesuatu pertolongan , dan tidak ada harapan yang jelas akan mendapatkan hasil. Kecemasan dan kekhawatiran  yang ringan dan menjadi sebuah motivasi. Sedangkan kecemasan dan khehawatiran yang kuat dan negatif dapat menimbulkan  gangguan fisik dan psikis.
Kecemasan merupakan sebuah fenomena kognitif, dimana seseornga merasa sesuatu akan terjadi di luar kehendaknya  dan tidak dapat diprediksi. Kecemasan akan diperparah jika seseorang merasa tidak sanggup menghadapinya karena meragukan kemampuan  diri sendiri.
Menurut Heber dan Ruyon (1984), Kecemasan dapat dimanisfestasikan dalam empat hal:
1.      Kognitif ( dalam pikiran Individu)
2.      Motorik ( dalam tindakan)
3.      Somatik ( dalam reaksi fisik/biologis)
4.      Afektif (  dalam emosi Individu)


2.2.1  Perasaan Cemas menurut Sigmaound Freud ada tiga macam, yaitu:
1.      Kecemasan obyektif. Kegelisahan ini mirip dengan kegelisahan terapan, seperti anaknya yang belum pulang, orang tua sakit keras, dsb.
2.      Kecemasan neurotik (saraf). Hal ini timbul akibat pengamatan tentang bahaya dari naluri. Contohnya dlm penyasuaykandiri dgn lingkungan,rasa takut yang irrasional semacam fobia, rasa gugup dan sebagainya
3.      Kecemasan moral. Hal ini muncul dari emosi diri sendiri seperti perasaan iri,dengki,dendam,hasud, marah, rendahdiri,dsb.

            Usaha-usaha Mengatasi Kegelisahan

 Mengena mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kita sendi,yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kta dapat berpikir tenang, segala irisan dapat kita atasi. Dengan ketenagan ini orang yang mengancam kita mungkin akan mengurungkan niatnya. Dalam ajaran islam manusia diperintahkan utk meningkat kan iman,takwa,dan amalsholeh seperti di firmankan:”sesungguhnya manusia diciptakan bersipat keluh kesah lagi kikir; apabila ditimpa kekuasaan, ia berkeluh kesah, tapi bila mendapat kebaikan, ia amat kikir kecuali orang orang yang mengerjakan sholat, membagi hartanya dan orang-orang yang takut terhadap hari pembalasan dan azab tuhannya” (Q.s al-ma’aarj :19-27)
         Hanya dengan cara mendekatkan diri kepada tuhan, maka hati gelisah manusia akan hilang. Mendekatkan diri bukan hanya bukan hanya cara vertikaltetapijuga secara horizontal
2.4  Makna Ketersaingan

Ketersaingan berasal dari kata tersaing, dan kata itu adalah dari kata asing. Kata asaing berarti sendiri tdk kenal orang sehingga kata tersaing beerarti tersisihka dari pergaulan,terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi ketersaingan berarti hal-hal yang berkanaan dengan tersisihkan dari pergaulan terpencil atau terpisah dari yang lain.
            Terasing atau keterasingan adalah bagian dari hidup manusia. Sebentar atau lama orang mengalami keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain.
            Sebab-sebab Keterasingan karena adanya perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat. Perbuatan ini antara lain: mencuri, membunuh, melakukan pelecehan seksual, bersifat angkuh atau sombong, dan kaku, suka berkelahi dan sikap rendah diri.
            Sikap rendah diri menurut Alex Gunur  adalah sikap kurang baik. Sikap ini menganggap atau merasa dirinya selalu atau tidak berharga, tidak atau kurang laku, tidak atau kurang mampu dihadapan orang lain, sehingga merasa dirinya lebih rendah dari orang lain. Sikap ini juga disebut sikap minder, jadi, bukan orang lain yang memandang dirinya rendah, tetapi justru dirinya sendiri.
            Sebab-sebab seseoarang bersikap rendah diri, antara lain:
a)      Keterasingan karena cacat fisik
b)      Keterasingan karena sosial ekonomi
c)      Keterasingan karena rendah pendidikan
d)     Keterasingan karena perbuatannya

2.5  Makna Kesepaian

Kesepian berasal dari kata sepi, artinya sunyi, lengang, tidak ramai, tidak gundah, tidak ada kendaraan, tidak banyak tamu, tidak banyak pembeli, dan lain sebagainya. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian dari hidup manusia, lama atau sebentar perasaan kesepian ini tergantung pada mental orang dan kasus penyebabnya.
Sebab-sebab Terjadinya Kesepian seperti frustasi, tidak suka bergaul, ia lebih suka hidup sendiri dan disebabkan juga karena keterasingan serta takut kehilangan nama baik dan hak-haknya.

2.6  Makna Ketidakpastian

Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu(pikirannya) atau mendua, atau apa yang dipikirkan tidak searah, kemana tujuan tidak jelas. Itu semua adalah akibatpikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidakpastian atau ketidaktentuan itu adalah bagian dari hidup manusia. Setiap orang hidup pernah mengalaminya. Bahkan anak kecil sekalipun pernah mengalaminya, misalnya, ketika ditinggalkan ibunya, ia menangis kebingungan. Kebingungan itu menunjukan ketidakpastian. Seperti anak ayam kehilangan induknya.
Ketidakkonsentrasian atau ketidakpastian  itu disebabkan oleh beberapa sebab. Menurut Siti Meichati dalam bukunya.
a)      Obsesi
Merupakan gejala Neurose jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasan tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan atau sebab-sebab tak diketahui oleh penderita.
b)      Phobia
Ialah rasa ketakutan yang tak terkendalikan, tidak normal, kepada suatu hal atau kejadian, tanpa diketahui sebabnya.
c)      Kompulsi
Ialah adanya keragu-raguan yang sangat mengenai apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari untuk selalu melakukan pebuatan-perbuatan yang serupa berulang kali.
d)     Histeria
Ialah neurose jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalamn pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, atau sugesti dari sikap orang lain.
e)      Delusi
Menunjukan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkansuatu keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman.
f)       Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindra.seperti para prewangan (medium)dapat digolongkan pada pengalaman halusinasi
g)      Keadaan Emosi
Dalam keadaan tertentu seseorang sangat terpengaruh oleh emosinya. Ia sampai pada keseluruhan pribadinya: gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembiradan karena itu dilepaskan di dalam gerakan-gerakan lari-larian, nyanyian, ketawa atau berbicara.

 Untuk menghadapi kegelisahan biasanya denga menggunakan sikap positif yang bisa berlaku umum. Ini akan berwujud tindakan-tindakan yang sangat dianjurkan yaitu meliputi:
§  Pertama, hadapi dan rencanakan segala kemungkinan problema yang timbul dan sikap yang dibayangkan akan terjadi, sampai pada saat yang sejelek mungkin.
§  Kedua, susunlah persiapan cara-cara menghadapi beserta pemecahannya.
§  Ketiga, mendeteksisebanyak mungkin tentang hal-hal yang menyebabkan gelisah termasuk di dalamnya sebab-sebab dan problema.
§  Keempat, hadapilah dengan tabah kegelisahan beserta sebab-sebabnyadan problemnya dan bersiap sedia.
§  Kelima, jika mampu meskipun tidap dapat secara spontan hilangkanlah sebab-sebab kegelisahan yang ada.
§  Keenam, ajaklah orang lain bekerja sama dalam mengatasi kegelisahanini paling tidak untuk ikut memikirkan atau memberi perhatian atau memahami keadaan saudara.
Dari keenam jalan tersebut diatas itu bagi penderita tentu tak bisa dengan terang atau pas dalam melaksanakannya kecuali jika kegelisahannya telah berhenti.  Jadi memang harus ada orang lain yang membantunya.
Untuk mencapai ketentraman dan kedamaian secara mantap maka gabungan berbagai pendekatan lebih membuka harapan untuk berhasil, termasuk doa dan ibadah. Kita mungkun merasakan tegang dan gelisah menunggu sesuatu yang sangat kita harapkan  atau mencari jawaban dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi  dan sebagainya.









DAFTAR PUSTAKA
            Nevid, J.S, Rathu, S.A dan Green, B. 2003.Psikologi Abnormal jilid 1. Jakarta: Erlangga
            Haber, A. Dan Runyon, R.P. 1984. Psychology Of Adjustment. New York: The DorseyPrees
            Sumadinata, N. 2004. Landasan Psikologi ProsesPendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
            Prasetyo, joko Tri, Drs.,Ilmu Budaya Dasar, Rineka Cipta. Jakarta , 2004.

            Prasetyo,Joko Tri, Drs.Dkk.,Ilmu Budaya Dasar,Rineka Cipta. Jakarta, 2009

Post a Comment